Dua Puluh Enam
5:37 PMIt's almost a week after my birthday. And yes, good bye 25 *dadah dadah*
Gatau kenapa ya, di umur ke 26 ini, gue semacam gak ada berasa istimewanya sama sekali. That birthday date just seems like any other normal day. Dimulai dari jam 00:07 bos mengirimkan email yang meminta dikirimkan dokumen kantor, sementara gue ga bawa laptop pulang ke apartemen. Terus jam 00:17 kedua adikku yang manis, yang sudah ketahuan bawa kue dari sore hari sebelumnya, melakukan surprise ala ala lol. Still appreciate it tho, kita semua lagi bokek, tapi pada pada masih nyisihin duitnya buat beli hadiah for meh, the oldest sista yang rasa rasanya gak bagus bagus amat :))))
Siangnya, akhirnya memutuskan untuk ke kantor terlebih dahulu karna bos sudah ngirim email lagi di jam 9, meminta hal lain. Yes, ke kantor di hari Sabtu, baru kali ini banget sih. Abis dari kantor, karena memang rencananya mau main ke Museum Nasional, maka melangkah lah gue, Tri dan sis Eghik menuju another failed surprise dari para Inang Inang Pajak Sambuku yang terkasih, di Museum Nasional, yang ketauan karna line Altiora Quaerite di hapenya Triana Aritonang yang berbunyi "tapi lilinnya belum dipasang" padahal doi gak ikut di rombongan ke Museum. Long story short, yaudah penuh tawa deh pokoknya.
Lalu kita ke starbucks GI, cuma karena ingin ke starbucks untuk redeem birthday gift nya kalo ultah. Iya memang, gue se malu-maluin itu -_-" Terus ternyata di sbux GI, Odelia Debora muncul main peluk. Terus akhirnya kita ke Ikkudo buat makan sekalian traktiran ultah si toya karena 5/7 adalah the best she can get karna kalo nungguin semua lengkap, itu gak akan pernah terjadi.
And that, is how I went through my day on July 9th, 2016.
Dan ngomong-ngomong soal "gak ada berasa istimewanya sama sekali", it's true. Entah ya, setelah melewati angka 25, ulang tahun itu memang semacam hari lain yang harus dilewati, tak lebih dan tak kurang. Gue abis ultah juga ga berubah apa-apa, masih sedeng gini, masih labil, masih kek bocah, masih boros gak ketulungan,
Remember the post I wrote when I turned into 24, 2 years ago? Yeah, that post was full of plan and shit. And next year, I didn't even come to blog to post anything for that damn 25 years old shit.
ps: no joke, but I re-read that post again while writing this, and damn the emotion is real
Let's discuss.
Pertama, soal goals. And no, ini bukan goals ala ala kayak dedek emesh masa kini. Ini adalah goals dari seorang cewek yang memang idupnya random banget, tapi try to make something right in his life. See? 2 degrees before 25, five books before 25, can speak 2 other languages other than English before 25, already have decent job before 25, and other shits being written as goals back then. Like, 25 is some kind of special number, which you reach that quarter life crisis but think that you're cool af while you're not.
Yeah, I said that.
Seperti gue juga di post itu, awalnya juga buat lucu-lucuan saja, buat macu diri, buat bikin tambah keren saja begitu kesannya. Tapi mungkin over obsessed nya gue dengan 25, dan thank God itu semua kecapai, bikin gue semacam, yeah well katakanlah, berpuas diri dan gak niat lagi. It's been - I don't know how long, tbh - years, that I haven't write anything. Di awal tahun kemaren gue sempat menggalakkan niat menulis kembali, baik di blog maupun di wattpadd, gegayaan mau bikin 1 part per hari untuk naskah gue, tapi terus? Hasil akhirnya gak juga itu --"
Penulis macam apa yang lamaan gak nulis dengan excuse brain freeze coba?
Kedua, soal bulan Juli. Nope, I won't rant nor complaint about this. I will just continue the "history". Di post itu, kita berakhir di bulan Juli 2014, dimana gue mendapatkan SPP alias Surat Perjanjian Penerbitan untuk buku gue yang ke 5 *deep sigh*. Another thing that reminds me how long I've left that so called "author's life". Never mind, kita lanjutkan saja.
Di Juli 2015, gue berhasil menyelesaikan sidang gue, sebagaimana yang gue harapkan di post yang atas. Gue sidang itu sebelum ulang tahun gue, dan gue berasa balik ke 2012, dimana gue sidang 2 hari setelah ulang tahun gue. Poinnya adalah ada 2 cake dalam 1 bulan, kue untuk gelar baru, dan kue untuk umur baru *shed tears*. Well, turns out I'm not a failure after all ya?
Sidang S2 gue bulan Juli tahun lalu cukup intens, karena gue berhasil menyelesaikannya S2 gue di UI dengan perjuangan yang sangat berat karena sidangnya terjadi di bulan puasa kemaren itu, dan sementara gue sedang menjelaskan slide power point gue, pembimbing gue dan 1 penguji lain, menikmati makan siang, dan 1 penguji sisanya, bertanya dengan semangat. Yah, akhirnya tetap dapet nilai A sih, dan lulus Magister Hukum UI Peminatan Hukum Ekonomi dan Bisnis dengan IPK 3,5.
Not bad.
Juli 2016, yang sampe sekarang masih berjalan, rasa-rasanya, gak ada yang istimewa. Gue gini gini saja. No, I won't copy-paste what I wrote above, di awal-awal. But that's the point, actually. You see, selain ulang tahun jadi semacam gak terlalu penting lagi, juga rasa-rasanya, gak ada pencapaian lain lagi gitu lho ya. Semacam sudah pasrahan saja sama yang terjadi.
Kok sedih ya? Semacam merana sekali begitu.
And don't even get me start with this. Cause man, gue kayaknya sudah sedurhaka Malin Kundang sama Tuhan. Sumpah, I smirk, and pull a fake smile reading this. That circle repeated himself again. Kayak yang pun sudah gue katakan disitu, gue masih dateng terus kabur lagi juga dari Tuhan. Beberapa kali gue doanya khusyuk sungguh-sungguh, tapi itu juga kalo sudah stress, sedih, kecewa, bingung, intinya kalo gue sudah ga tau lagi mau kemana ngadunya, dan capek sama sekitar. Pas lagi happy? Beh, gausah ditanya.
Iya. DURHAKA.
Gue cuma berharap sih di usia ini, yang gak banyak goals nya ini, gue bisa bener-bener jadi pribadi yang lebih baik dari sekarang, khususnya soal hubungan sama Tuhan itu. And don't! Please don't start with "jodoh"
Gue rasa ya, semua ucapan ulang tahun yang gue terima, gak ada - please do noted this. GAK ADA - yang gak nyempilin soal "dapet pacar" atau "ketemu jodohnya" atau "cepetan punya pasangan" dan hal lain sejenis. Lo pikir dapet pacar kek dapet kerjaan? Dapet kerjaan saja susah, palagi pacar.
PALAGI JODOH.
I don't even know why these people obsessed with that. Me in the other hand, masih belum nyari-nyari amat, and somehow masih ingin ke Paris dulu baru nikah. Good thing my dad agree bout this. Dia gak yang jodoh-jodohin gue sama temennya atau anak temennya, nyebar-nyebarin nomor hape gue di kondangan atau pesta pesta begitu (yeah, this is my mom), gak yang ceng-ceng in gue atau jodoh-jodohin gue sama orang lain juga (yeah, this is my friends and my office mate), dan gak yang tanya-nanyain sudah punya cowok yang lagi deket atau yang sudah bisa dibawa buat dikenalin ke keluarga atau belum (yeah, this is - again - my mom, and like THE ENTIRE FAMILY)
Gak. Bokap untungnya gak begitu.
Dia cuma nyuruh gue nyari informasi buat S3, ambil gelar doktor, kuliah lagi biar bisa jadi staff ahli pejabat pejabat nantinya mumpung doi masih punya banyak teman.
Iya.
Sama-sama bikin stress memang.
Tapi tak apa lah. Seperti yang gue bilang juga di post yang gue tulis 2 tahun yang lalu itu.
Life is crazy. And full of surprise
And well, this is the life that I supposed to get through.
Jadi, selamat datang umur dua puluh enam.
July 14th, 17:37
Cheers !
RAP
0 comments